Rabu, 21 Desember 2011

ADA MIE DI MULUT JENAZAH ITU !


Ada mie dimulutnya...
cerita ini adalah pengalaman pribadi kakak sulungku. cerita ini juga pernah dimuat di Primbon beberapa waktu lalu, yang mengundang kontroversi dari penggemar cerita misteri. Banyak yang menuduhku berbohong, tetapi tidak sedikit pula yang merasa ngeri waktu membacanya. Semoga cerita ini bisa memperkaya bathin kita.

Tepat lima tahun yang lalu, kakakku dan seorang anak buahnya mendapat tugas dari kepala personalia untuk mengantarkan jenazah anak buahnya yang meninggal akibat kecelakaan kerja. Tubuhnya hampir terpotong dua karena mesin gergaji yang lepas dan mengenai tubuhnya. Setelah selesai otopsi, malam itu juga jenazahnya dibawa ke kota Purworejo Jawa Tengah.

Karena sudah terlalu malam, rombongan pengantar jenazah tersebut tidak sempat ganti baju dan sebagai ketua rombongan kakakku memutuskan makan malamnya juga nanti di jalan, minimal di kota wates, tengah-tengah antara Jogjakarta dan Purworejo. Namun apes, hampir lepas dari kota Wates seluruh rumah makan tutup. Mungkin karena hujan yang mengguyur sepanjang perjalanan, sehingga kota-kota yang dilewati sudah jarang terlihat orang berlalu lalang.

Ketika dari kejauhan kakakku melihat masih ada warung bakso yang buka, dia memerintahkan sopir ambulance untuk berhenti, dan makan bakso terlebih dahulu. "lumayan mas, dari tadi perutku sudah keroncongan nih" kata sodiq anak buah kakakku. Kakakku hanya tersenyum, sementara sang sopir mentahut dengan tak kalah cepatnya"..kirain kosongan nih" sambil nyengir menyindir mereka berdua, maklum biasanya sopir harus keluar uang makan sendiri untuk makan malam.

Setelah mengunci ambulance dengan baik, mereka bertiga lalu memesan bakso dan minumannya, kakakku memesan bakso campur, sedang anak buahnya hanya 8 penthol bakso saja, sementara sang sopir minta dua mangkok plus kopi pahit. Mendengar permintaan mereka, kakakku kembali hanya tersenyum. Setelah bakso dihidangkan mereka dengan lahap menyantap bakso pesanan masing-masing. Mungkin lapar, atau suasana yang dingin masing-masing nambah lagi dengan satu mangkok. Setelah dirasa cukup, kakakku segera membayari semua pesanan bakso tadi. "Berapa semuanya pak?" kata kakakku, "semuanya delapan mangkok plus minumannya Rp 60.000,- ", kata penjual bakso. "lho, kami khan cuma kan tujuh mangkok, kok dihitung delapan" kata kakakku lagi. "betul kok, semuanya delapan malah yang satu mangkoknya belum dikembalikan" sahut anak penjual bakso menimpali. Akhirnya, daripada ramai kakakku membayari semua itu plus biaya mangkok yang belum kembali.

Dengan menggerutu, rombonganpun kembali melanjutkan perjalanan. Karena perut kenyang, ditambah badan capek setelah seharian mengurus administrasi mulai dari kepolisian, Depnaker sampai rumah sakit. Mata dirasakan sangat berat, setelah pesan kira-kira akan berhenti dimana kepada sang sopir, kakakkupun memejamkan mata dan sempat tertidur sejenak. Begitu sampai diperempatan Kutoarjo, sang Sopir membangunkan kakakku, "mas ini sudah sampai kutoarjo.., kita belok mana?", dengan geragapan kakakku bilang"belok kiri pak arah ke desa Suren Kutoarjo, nanti begitu jalan 5 km, ada gapura besar dengan tulisan Suren langsung belok kanan", sang sopirpun dengan segera memberi tanda belok kiri dan langsung menuju desa suren. Kira-kira 15 menit kemudian kakakku kembali memberi aba-aba " ..pak depan toko besi itu belok kanan ya ", " beres pak" kata sang sopir. Benar ketika melihat papan reklame toko besi mangun, sang sopirpun memberi tanda belok kiri. Sayup-sayup ketika mobil ambulance memasuki batas desa suren, kakakku seperti mendengar suara piring jatuh dan pecah dibelakang. Namun, karena kondisi kakakku yang rada-rada ngantuk hal itu diabaikannya.

Setelah memasuki desa suren, kurang lebih 1 km dari batas desa, rombongan tadi sudah dijemput oleh dua sepeda motor dari warga setempat dan diantar menuju ke rumah duka. Terlihat tenda, dan kursi sudah dipenuhi para takziah yang dengan setia menunggu kedatangan jenazah dari kejauhan. Tepat di rumah duka, kakakku dan rombongan lalu berhenti dan bergegas menemui tuan rumah, untuk menyerahkan jenazah secara resmi. Tanpa basa-basi kakakku dan keluarga korban lalu menghampiri pintu belakang ambulance. Dan teriakkan "Allah hu Akbar" dan " Astagfirullah..." terdengar berkali-kali ketika pintu jenazah dibuka, bagaimana tidak kami melihat dengan jelas satu mangkok bakso tergeletak pecah dibelakang dekat usungan jenazah, sementara mereka melihat dengan jelas, ada satu helai mie bakso yang ada di bibir jenazah. kakakku terlihat shock begitu juga dengan seluruh orang yang melihat. Jenazah itu ternyata masih makan bakso...
Diposkan oleh renungan ibu pertiwi di 23:09 0 komentar

Senin, 19 Desember 2011

KISI-KISI UJIAN NASIONAL (UN) 2011-2012



Membaca
Memahami isi dan bagian-bagian paragraf suatu artikel teks nonsastra, tajuk rencana, laporan, karya ilmiah, teks pidato, biografi tokoh, serta berbagai bentuk dan jenis paragraf nonteks; memahami teks sastra berbentuk puisi lama, puisi baru, hikayat/sastra Melayu klasik, cerpen, novel, dan drama.


Menentukan unsur-unsur paragraf, ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas.
Menentukan isi paragraf: fakta, opini, pernyataan/jawaban pertanyaan sesuai isi, tujuan penulis, arti kata/istilah, isi biografi.
Menentukan opini penulis dan pihak yang dituju dalam tajuk rencana/editorial.
Menentukan isi dan simpulan grafik, diagram atau tabel.
Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sastra Melayu klasik/hikayat.
Menentukan unsur-unsur intrinsik/ekstrinsik novel/cerpen/drama.
Menentukan unsur-unsur intrinsik puisi.
Menentukan isi puisi lama, pantun, gurindam.
Menulis paragraf padu.

Menulis
Mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, perasaan, dan informasi dalam berbagai jenis dan bentuk paragraf, teks pidato, surat resmi, dan karya ilmiah dengan mempertimbangkan kesesuaian isi dengan konteks, kepadanan, kepaduan, ketepatan kalimat, penggunaan bahasa, diksi, struktur kalimat, dan ejaan; mengungkapkan pikiran dan gagasan dalam bentuk puisi, cerpen, novel, drama, kritik, esai, dan resensi.


Melengkapi berbagai bentuk dan jenis paragraf dengan kalimat yang padu.
Melengkapi teks pidato.
Melengkapi paragraf dengan kata baku, kata serapan, kata berimbuhan, kata ulang, ungkapan, peribahasa.
Menyunting penggunaan kalimat/frasa/ kata penghubung/istilah dalam paragraf.
Menulis surat resmi.
Menyunting kalimat dalam surat resmi.
Menulis judul sesuai EYD.
Menulis karya ilmiah (latar belakang dan rumusan masalah).
Melengkapi larik puisi lama/baru (dengan kata kias/berlambang/berima/bermajas).
Melengkapi dialog drama.
Menentukan kalimat resensi.
Menentukan kalimat kritik.
Menentukan kalimat esai.

Minggu, 12 Juni 2011

RANJAU PAKU DI SEPANJANG CAKUNG


Siapapun Anda yang lewat jalan raya Bekasi dari terminal Pulogadung harap ekstra hati-hati, karena sepanjang jalan ini bertebaran ranjau paku yang sengaja ditebar oleh oknum yang gak jelas. Ranjau ini potongan dari kawat payung, sehingga ban tubeles pun akan habis anginnya. Tiap hari banyak korban berjatuhan.Coba Anda bandingkan besar ranjau paku di gambar ini dengan balpoin. Tiap pagi sebenarnya sudah ada tukang sapu jalan, polisi yang baik hati mengambil dengan magnet, tapi karena banyaknya ranjau, usaha itu kurang efektif. Bagaimana solusinya ? Perlukah ada mobil magnet yang lewat tiap jam ?