Rabu, 21 Januari 2015

KACA MOBIL BISA PECAH SENDIRI, INI PENYEBABNYA

Pecinta otomotif mungkin pernah mengalami kaca mobil yang tiba-tiba pecah tanpa sebab (pecah sendiri), sekedar pengetahuan saja jika kualitas kaca mobil berbeda antara kaca depan dengan kaca samping dan belakang mobil dimana pada kaca bagian depan memiliki kualitas yang paling baik sedangkan untuk kaca samping dan belakang berkualitas lebih rendah. Berikut ini penyebab kaca mobil biasanya pecah baik ketika berjalan atau saat mobil berhenti: Batu atau kerikil Batu atau kerikil ini sepintas terlihat remeh akan tetapi kerikil kecil saja bisa memecahkan kaca mobil jika menerpa kaca mobil pada kecepatan yang cukup, yang biasanya terjadi adalah kerikil terinjak oleh mobil di depan kita sehingga melayang dan terkena kaca kita. Jika kerikil tersebut berbentuk runcing/ terkena sisi runcingnya maka potensi pecah menjadi berlipat. Kerikil ini lebih berbahaya dibanding diketok dengan palu dengan tekanan yang sama karena ujung kerikil bisa lebih runcing Defogger Mengaktifkan defogger secara terus menerus dapat meningkatkan suhu sebagian permukaan kaca, jika kaca memuai meskipun hanya sebagian kecil sudah cukup untuk memecahkan kaca akibat tekanan pada bagian yang memuai dan yang tidak memuai. Perbedaan tekanan ini bisa menyebabkan pecahnya kaca secara keseluruhan mengingat karakter kaca mobil jika pecah sedikit maka segera dia akan pecah total (remuk/ hancur). Melewati Jalan Jelek Nah ketika mobil lewat jalan yang jelek dengan kontur yang tidak rata, apa lagi banyak terdapat lubang atau jalan bergelombang dan gundukan bisa menyebabkan pecahnya kaca mobil, jika kita melewati jalan bergelombang terlalu cepat maka akan ada guncangan (tekanan berlebih pada body). Tekanan yang dihasilkan oleh jalan tidak rata ini juga tidak rata pada semua bagian body mobil, yang sering terjadi adalah tekanan yang tidak seimbang dan mengarah ke sudut-sudut bodi mobil dimana tekanan yang tidak rata ini bisa menekan kaca mobil yang melekat pada bodi (kaca depan dan belakang). Tekanan pada satu sudut kaca ini sangat berbahaya karena lebih bisa menghancurkan kaca secara keseluruhan (tidak hanya pada sudut yang tertekan saja) Resiko pecahnya kaca akibat jalan berlubang ini akan meningkat drastis jika kita membawa barang di atas mobil, misalnya dengan roof rack atau roof box membawa barang yang cukup berat (di atas 75 kg) karena menyebabkan tekanan yang jauh lebih besar pada bodi mobil saat melewati jalan berlubang dengan laju yang tinggi. Akibat cuaca panas memarkir mobil pada tempat yang panas bisa menyebabkan pemuaian pada kaca yang bisa menyebabkan kaca mobil pecah Kasus Ford Mobil ford Escape pernah memiliki masalah dengan kaca bagian belakang yakni banyak mobil ford escape yang pecah pada kaca belakang saat pecinta otomotif membuka/ tutup lif gate (kaca belakang). Pihak ford juga sudah mengetahui hal ini dan memberikan peringatan agar berhati-hati saat membuka/ menutup kaca belakang mobil. Dari kasus ford ini bisa ditarik pelajaran: 1. Bahwa kualitas kaca belakang tidak sebagus kaca depan 2. Desain yang kurang baik juga menyebabkan kaca mudah pecah 3. Kaca mobil bisa pecah akibat terlalu keras dalam menutup pintu (kecuali kaca depan). Jadi pemilik mobil yang memiliki desain kaca belakang cukup lebar harus hati-hati saat membuka/ menutup kaca belakang. (http://www.mobilku.org/2015/01/kaca-mobil-pecah-sendiri-ini-penyebabnya.html)

ROBOHNYA SURAU KAMI

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengansegala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek. Sebagai penajag surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum. Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari. Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi. Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya. Beginilah kisahnya. Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku, karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek, “Pisau siapa, Kek?” “Ajo Sidi.” “Ajo Sidi?” Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah karena semua pelakupelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar kampungku yang cocok dengan watak pelakupelaku ceritanya. Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak. Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatang Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. “Apa ceritanya, Kek?” “Siapa?” “Ajo Sidi.” “Kurang ajar dia,” Kakek menjawab. “Kenapa?” “Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokannya.” “Kakek marah?” “Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.” Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi Kakek, “Bagaimana katanya, Kek?” Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, “Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan? Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?” Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri. “Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut.Masya Allah kataku bila aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.” Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, “Ia katakan Kakek begitu, Kek?” “Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya.” Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi. “Pada suatu waktu, ‘kata Ajo Sidi memulai, ‘di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu yakin akan di masukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan ‘selamat ketemu nanti’. Bagai tak habishabisnya orang yang berantri begitu panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya. Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan pertama. ‘Engkau?’ ‘Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.’ ‘Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.’ ‘Ya, Tuhanku.’ ‘apa kerjamu di dunia?’ ‘Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.’ ‘Lain?’ ‘Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.’ ‘Lain.’ ‘Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu, menyebutnyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-Mu.’ ‘Lain?’ Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum di katakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka itu. ‘Lain lagi?’ tanya Tuhan. ‘Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih dan Penyayang, Adil dan Mahatahu.’ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasat merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya. Tapi Tuhan bertanya lagi: ‘Tak ada lagi?’ ‘O, o, ooo, anu Tuhanku. Aku selalu membaca Kitab-Mu.’ ‘Lain?’ ‘Sudah kuceritakan semuanya, o, Tuhanku. Tapi kalau ada yang lupa aku katakan, aku pun bersyukur karena Engkaulah Mahatahu.’ ‘Sungguh tidak ada lagi yang kaukerjakan di dunia selain yang kauceritakan tadi?’ ‘Ya, itulah semuanya, Tuhanku.’ ‘Masuk kamu.’ Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti kenapa ia di bawa ke neraka. Ia tak mengerti apa yang di kehendaki Tuhan daripadanya dan ia percaya Tuhan tidak silap. Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di neraka itu banyak teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar syekh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya kenapa mereka dinerakakan semuanya. Tapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun, tak mengerti juga. ‘Bagaimana Tuhan kita ini?’ kata Haji Saleh kemudian, ‘Bukankah kita di suruh-Nya taat beribadat, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita dimasukkan-Nya ke neraka.’ ‘Ya, kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat,’ kata salah seorang diantaranya. ‘Ini sungguh tidak adil.’ ‘Memang tidak adil,’ kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh. ‘Kalau begitu, kita harus minta kesaksian atas kesalahan kita.’ ‘Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau Ia silap memasukkan kita ke neraka ini.’ ‘Benar. Benar. Benar.’ Sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh. ‘Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?’ suatu suara melengking di dalam kelompok orang banyak itu. ‘Kita protes. Kita resolusikan,’ kata Haji Saleh. ‘Apa kita revolusikan juga?’ tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner. ‘Itu tergantung kepada keadaan,’ kata Haji Saleh. ‘Yang penting sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.’ ‘Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita perolah,’ sebuah suara menyela. ‘Setuju. Setuju. Setuju.’ Mereka bersorak beramai-ramai. Lalu mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan. Dan Tuhan bertanya, ‘Kalian mau apa?’ Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama rendah, ia memulai pidatonya: ‘O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembahmu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran- Mu,mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami.Tak sesat sedikitpun kami membacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kemari, Engkau memasukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kaujatuhkan kepada kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan dalam Kitab-Mu.’ ‘Kalian di dunia tinggal di mana?’ tanya Tuhan. ‘Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.’ ‘O, di negeri yang tanahnya subur itu?’ ‘Ya, benarlah itu, Tuhanku.’ ‘Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan?’ ‘Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami.’ Mereka mulai menjawab serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu. ‘Di negeri mana tanahnya begitu subur, sehingga tanaman tumbuh tanpa di tanam?’ ‘Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.’ ‘Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat?’ ‘Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.’ ‘Negeri yang lama diperbudak negeri lain?’ ‘Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu, Tuhanku.’ ‘Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkut ke negerinya, bukan?’ ‘Benar, Tuhanku. Hingga kami tak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.’ ‘Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?’ ‘Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.’ ‘Engkau rela tetap melarat, bukan?’ ‘Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.’ ‘Karena keralaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?’ ‘Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala.’ ‘Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak di masukkan ke hatinya, bukan?’ ‘Ada, Tuhanku.’ ‘Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya!” Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang akan di kerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu. ‘Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?’ tanya Haji Saleh. ‘Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.’ Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek. Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk. “Siapa yang meninggal?” tanyaku kagut. “Kakek.” “Kakek?” “Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur.” “Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengang-cengang. Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa dengan istrinya saja. Lalu aku tanya dia. “Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidak ia tahu Kakek meninggal?” “Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat Kakek tujuh lapis.” “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab, “dan sekarang kemana dia?” “Kerja.” “Kerja?” tanyaku mengulangi hampa. “Ya, dia pergi kerja.” —the end—

DUA PULUH MANFAAT KAPULAGA YANG MENAJUBKAN

Tahukah anda, bumbu masakan paling mahal di dunia? Pertama Safron, lalu vanili. Kapulaga di urutan ketiga. Kapulaga sangat terkenal di dunia herbal dan obat-obatan alternatif. Kapulaga merupakan rempah-rempah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan kecantikan. Apa saja Nutrisi yang dikandung Kapulaga? Kapulaga mengandung +/- 300 kalori per 100 gram. Kandungan lain kapulaga adalah serat, karbohidrat, minyak atsiri, kalium, kalsium, natrium, zat besi, Vitamin A, Vitamin B, vitamin C, dan Magnesium. Artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang Manfaat Cabai Rawit untuk kesehatan. Mulai dari pencegahan penuaan dini dan seterusnya. Begitu pula tentang Manfaat dan khasiat Daun Kemangi Bagi Kesehatan. Bumbu masakan lain, seperti jahe dan temulawak juga telah kita kupas manfaatnya bagi kesehatan dan kecantikan. Kini giliran Manfaat kapulaga Bagi Kesehatan, yang tidak kalah penting dari bahan tradisional lainnya. Manfaat Kapulaga Bagi Kesehatan yang Menakjubkan 1. Memperlancar Pencernaan dan Menjaga Kesehatan Lambung Mengkonsumsi Kapulaga dapat meningkatkan produksi air liur. Hal ini berarti, pencernaan makanan berlangsung lancar. Demikian pula dengan serat yang dikandung oleh kapulaga mampu mencegah Sembelit. Serat yang dikandung oleh Kapulaga baik untuk usus. Minyak atsiri yang dkandung oleh Kapulaga dapat mencegah terjadinya gas pada perut. Jadi, kapulaga dapat mencegah Perut kembung. Luka lambung yang biasa disebut ulkus dapat diobati oleh Cineol, sejenis minyak yang terdapat pada Kapulaga. Ini juga disebabkan oleh zat pada kapulaga yang bersifat anti-bakteri. 2. Meningkatkan peredaran darah Kapulaga membantu untuk melancarkan peredaran darah. Rempah-rempah ini juga punya kemampuan untuk menurunkan tekanan darah, dan mencegah Pembekuan Darah. Hal ini terkait dengan serat dan kalium yang dikandung olehnya. Tekanan darah menjadi normal akibat natrium di dalam tubuh netral. 3. Mencegah keasaman pada Lambung Bagi anda penderita Magh, Kapulaga baik untuk anda. Hal ini terkait peran Kapulaga dalam membantu Empedu. 4. Mencegah Osteoporosis Untuk menjaga kesehatan tulang, ada dua zat yang sangat diperlukan yaitu vitamin C dan Mangan. Terutama bagi wanita di masa pasca menopause. 5. Menghilangkan Rasa Nyeri Kapulaga bersifat analgesik, menghilangkan nyeri otot, rasa sakit, dan kejang. Kapulaga juga bersifat anti-inflamasi sehingga dapat digunakan untuk mengobati peradangan pada gusi. 6. Menjaga Kesehatan ginjal Penelitian menemukan bahwa Kapulaga bersifat diuretik dan berperan dalam kesehatan ginjal. Kapulaga juga efektif mengobati penyakit di saluran kemih, seperti sistitis dan nefritis. 7. Meningkatkan Sistem Kekebalan Dengan mengkonsumsi kapulaga dapat meningkatkan Kekebalan tubuh. Hal ini baik untuk perlawanan terhadap bakteri maupun patogen lain. 8. Menghilangkan Depresi Kapulaga dapat digunakan sebagai aromaterapi, mengurangi ketegangan syaraf, mengatasi depresi. Seduh segelas kapulaga saat depresi membuat suasana hati membaik. 9. Menjaga Kesehatan Jantung Kapulaga punya kemampuan untuk memperlancar peredaran darah. Jadi, sehat bagi jantung anda. 10. Membantu Mengatasi Flu dan Batuk Kapulaga juga dapat membantu mengatasi flu, batuk, bronkitis, dan asma. Kapulaga dapat memberikan efek menenangkan dan hangat serta membantu mengencerkan dahak sehingga dapat mengurangi penyumbatan pada hidung dan tenggorokan. 11. Menjaga Kesehatan Mulut dan Gigi Mengunyah Kapulaga dapat menyebabkan mulut berbau harum. Nyeri pada Gigi juga dapat dicegah oleh kapulaga. Anti-bakteri pada kapulaga mencegah infeksi. 12. Mencegah Kanker Kapulaga juga bersifat anti-karsinogen yang dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker di dalam tubuh. Kandungan fitokimia pada Kapulaga seperti DIM (diindolilmetan) dan IC3 (indol-3-karbinol) sangat efektif mencegah kanker prostat, kanker payudara, dan kanker ovarium. Manfaat Kapulaga Untuk Kecantikan 13. Menjaga Kecantikan Kulit dan Kesehatan Rambut Nutrisi pada kapulaga berupa vitamin, minyak atsiri, dan antioksidan dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Nutrisi tersebut juga menghambat pembentukan keriput, juga bagus sebagai obat awet muda. Jika anda ingin kulit bersinar dan kenyal, Vitamin C pada kapulaga efektif untuk kesehatan kulit anda. Jerawat dan flek hitam pun dapat dicegah dengan mengkonsumsi kapulaga. Ini karena kapulaga bersifat anti-inflamasi. Sedang sifat anti-bakteri pada kapulaga efektif mempertahankan kesehatan kulit dari alergi. Kapulaga memberi nutrisi yang diperlukan oleh kulit kepala, menjaga kelembaban kulit kepala. Menerapkan kapulaga pada rambut membuat akar rambut menjadi kuat, bersih dari ketombe, rambut berkilau. [Baca: Cara Alami Memanjangkan Rambut ] 14. Diet alami menggunakan kapulaga Gunakan Kapulaga untuk menurunkan lemak tubuh. Serat pada kapulaga memperlancar proses pencernaan, mempertahankan rasa kenyang. [Baca: Menurunkan Berat Badan Secara Alami dan Tanpa Resiko ] 15. Mengobati gatal pada Tenggorokan Kapulaga sangat efektif bagi penderita Asma maupun batuk rejan. Kapulaga juga mengandung spasmodic yang dapat mencegah kejang. Anda dapat membuat ramuan alami menggunakan kapulaga untuk mengobati gatal pada temggorokan, dan batuk. Cukup dengan mencampurnya dengan madu alami. 16. Mengeluarkan racun pada tubuh Kafein pada kopi merupakan salah satu racun bagi tubuh. Dengan Kapulaga, racun pada tubuh dapat dihilangkan. 17. Meredakan panas tubuh akibat sengatan sinar matahari Lemas dan lelah akibat terkena paparan sinar matahari fapat diatasi dengan makan buah Kapulaga. Hal ini sering dilakukan oleh bangsa India. 18. Meredakan Sakit Kepala Kayu cendana dan kapulaga sering digunakan oleh orang India dalam bentuk pasta. Menambahkan kapulaga ke dalam minuman teh atau susu, dapat meredakan sakit kepala. 19. Meningkatkan kualitas Suara Sering mengkonsumsi kapulaga dapat menyebabkan kualitas suara tetap bagus dan meningkat. Jadi, untuk menjaga kualitas suara anda, gunakan Kapulaga. [Baca: Ramuan Alami Untuk Memperbaiki Kualitas Suara ] 20. Dongkrak Stamina di Malam Hari Sifat afrodisiak pada kapulaga mampu mengobati penyakit impotensi dan ‘keluar dini’. Demikian manfaat kapulaga bagi kesehatan yang sangat menakjubkan. Sediakan di rumah anda agar manfaatnya dapat dirasakan. Mungkin anda punya tips lain terkait Kapulaga, silahkan berkomentar. Berbagi tips sangat menyenangkan, juga dapat menjadi kebaikan bagi semua. (http://tradisioanal-obat.blogspot.com/2014/08/20-manfaat-kapulaga-bagi-kesehatan-yang.html)

Senin, 19 Januari 2015

CUPU MANIK ASTAGINA

Al kisah ada sebuah pertapaan di Gunung Sukendra yang dihuni Resi Gotama dan keluarganya. Resi Gotama keturunan Bathara Ismaya, putra Prabu Heriya dari Mahespati. Ia memiliki seorang kakak bernama Prabu Kartawirya yang menurunkan Prabu Arjunasasrabahu. Karena jasa dan baktinya pada para dewa, Resi Gotama dianugrahi seorang bidadari kahyangan bernama Dewi Windradi. Dalam perkawinan ini mereka dikaruniai tiga orang anak Dewi Anjani, Guwarsa, dan Guwarsi. Karena besarnya rasa cinta pada Dewi Anjani, Dewi Windradi mengabaikan pesan Bhatara Surya. Ia memberikan pusaka kedewataan Cupumanik Astagina kepada Anjani. Padahal ketika memberikan Cupumanik Astagina kepada Dewi Windradi, Bhatara Surya telah mewanti-wanti untuk tidak sekalipun menunjukkan, apalagi menyerahkan benda kedewatan itu kepada orang lain, walaupun itu putranya sendiri . Apabila pesan itu sampai terlanggar, kejadian yang tak diharapkan akan terjadi tanpa bisa dibendung lagi. Cupumanik Astagina adalah pusaka kadewatan yang menurut ketentuan dewata tidak boleh dilihat atau dimiliki oleh manusia lumrah. Larangan ini disebabkan karena Cupumanik Astagina, di samping memiliki khasiat kesaktian yang luar biasa juga di dalamnya mengandung rahasia kehidupan alam nyata dan alam kasuwargan. Dengan membuka Cupumanik Astagina, melalui mangkoknya dapat dilihat dengan nyata dan jelas gambaran swargaloka yang serba polos, suci dan penuh kenikmatan. Sedangkan dari tutupnya akan dapat dilihat dengan jelas seluruh kehidupan semua makluk di jagad raya. Akan halnya khasiat kesaktian yang dimiliki Cupumanik Astagina ialah dapat memenuhi semua apa yang diminta yang menjadi keinginan pemiliknya. Dorongan rasa cinta terhadap putri tunggaInya telah melupakan pesan Bhatara Surya. Dewi Windradi memberikan Cupumanik Astagina kepada Anjani, disertai pesan agar tidak menunjukkan benda tersebut meskipun kepada ayahnya maupun kepada adik-adiknya. Suatu kesalahan dilakukan Dewi Anjani. Suatu hari ketika ia akan mencoba kesaktian Cupumanik Astagina, kedua adiknya, Guwarsa dan Guwarsi melihatnya. Terjadilah keributan di antara mereka saling berebut Cupumanik Astagina. Anjani menangis melapor pada ibunya, sementara Guwarsa dan Guwarsi mengadu pada ayahnya. Bahkan secara emosi Guwarsa dan Guwarsi menuduh ayahnya, Resi Gotama telah berbuat tidak adil dengan menganak emaskan Anjani, suatu tindakan yang menyimpang dari sifat seorang resi. Tuduhan kedua putranya membuat hati Resi Gotama sedih dan prihatin, sebab ia merasa tidak pernah berbuat seperti itu. Segera ia memerintahkan Jembawan, pembantu setianya untuk memanggil Dewi Anjani dan Dewi Windradi. Karena rasa takut dan hormat kepada ayahnya, Dewi Anjani menyerahkan Cupumanik Astagina kepada ayahnya. Anjani berterus terang, bahwa benda itu pemberian ibunya. Dewi Windradi diam membisu tidak berani berterus terang dari mana ia mendapatkan benda kadewatan tersebut. Dewi Windradi seperti dihadapkan pada buah simalakama. Berterus terang berarti membongkar hubungan gelapnya dengan Bhatara Surya, tetap diam sama artinya dengan tidak menghormati suaminya. Sikap membisu Dewi Windradi membuat Resi Gotama marah, hingga mengutuknya menjadi patung batu. Dengan kesaktiannya, dilemparkannya patung itu melayang, dan jatuh di taman Argasoka kerajaan Alengka disertai kutuk, kelak akan memjelma kembali jadi manusia setelah dihantamkan ke kepala raksasa. Demi keadilan Resi Gotama melemparkan Cupumanik Astagina ke udara. Siapapun yang menemukan benda tersebut dialah pemiliknya. Karena dorongan nafsu, Dewi Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa serta Jembawan segera mengejar benda kadewatan tersebut. Tetapi Cupumanik Astagina seolah-olah mempunyal sayap. Sebentar saja ia telah melintas di balik bukit. Cupu tersebut terbelah jadi dua, jatuh di Ayodya jadi Telaga Nirmala, tutupnya jatuh di hutan jadi telaga Sumala. Anjani, Guwarsi, Guwarsa dan Jembawan yang mengira cupu jatuh kedalam telaga langsung mendekat dan meloncat masuk. Suatu malapetaka terjadi, Guwarsa, Guwarsi dan Jembawan berubah wujud jadi manusia kera. Melihat kera di hadapannya, Guwarsa menyerang kera itu karena dianggap menghalangi. Pertarungan terjadi diantara mereka dan berlangsung seimbang, keduanya saling cakar, saling pukul untuk saling mengalahkan. Jembawan yang memandang dari kejauhan tampak heran melihat dua kera bertengkar, dengan tingkah laku dan ucapan persis seperti junjungannya Guwarsa dan Guwarsi. Dengan hati-hati Jembawan mendekat dan menyapa. Merasa dipanggil, mereka berhenti bertengkar dan baru sadar bahwa ketiganya telah berubah wujud. Merekapun menangisi kejadian yang menimpa diri mereka. Dewi Anjani yang merasa tidak dapat berenang duduk pasrah di tepi telaga, mencuci kaki, tangan dan membasuh muka hingga kaki, tangan dan mukanya pun berwujud kera. Demi mengetahui adanya kutukan dahsyat yang menimpa, sambil meratap tangis mereka kembali ke pertapaan. Resi Gotama yang waskita dengan tenang menerima kedatangan putranya yang kini berwujud kera. Setelah memberi nasehat, Resi Gotama menyuruh ketiganya pergi bertapa sebagai cara menebus dosa. Guwarsi harus bertapa seperti kelelawar, menggantungkan kakinya di pohon dengan kepala di bawah, berganti nama jadi Subali. Guwarsa harus bertapa seperti kijang, berjalan merangkak dan makan dedaunan, namanya diganti Sugriwa. Dewi Anjani harus bertapa telanjang, merendamkan tubuhnya sebatas leher di telaga Madirda yang airnya mengalir ke sungai Yamuna.